Latest News

Friday, 7 September 2018

Pandangan Hidup Orang Bugis-Makassar terhadap Rumah

Ada suatu kurun waktu manusia sangat dekat dengan lingkungan alamnya, sehingga kebudayaannya merupakan manifestasi kosmos (kosmografi). Dalam hal ini manusia yang hidup dalam dunia ini menganggap dirinya merupakan bagian dari alam raya (makro kosmos).
Rumah Tradisional Bugis-Makassar
Berfikir secara totalitas, maka yang mempengaruhi bangunan rumah (arsitektur) tradisional Bugis-Makassar, adalah konsep kosmologi yang meliputi: Struktur Kosmos, Bentuk Kosmos, dan Pelapisan Sosial.
Bangunan rumah tradisional Bugis-Makassar, dibangun di atas tian (rumah panggung) yang terdiri atas tiga susun seperti pembagian kosmos tersebut yang terdiri atas:
  1. Rakkeang (Bugis) atau Parapara (Makassar); bagian atas rumah, terletak di bawah atap (semacam loteng). Bagian ini digunakan untuk menyimpan padi dan persediaan pangan lain. Juga pada bagian ini disediakan tempat-tempat khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka keluarga yang dianggap suci dan keramat serta alat-alat tenun.
  2. Ale Bola atau Watangpola (Bugis) dan Kale Balla' (Makassar); yaitu ruangang-ruangan tempat tinggal manusia yang terbagi ke dalam sejumlah ruangan khusus untuk melakukan aktifitas, seperti; menerima tamu, ruangan (kamar) tidur, ruangan makan dan dapur.
  3. Awasao atau Awa Bola (Bugis) dan Siring (Makassar), adalah bagian bawah lantai panggung atau kolong rumah, dipakai menyimpan alat-alat pertanian, kandang ayam, kambing atau ternak lainnya serta alat-alat pertanian pada keluarga petani. Sedangkan pada keluarga nelayan atau pelaut, awasao (bagian bawah rumah) digunakan untuk menyimpan alat-alat penangkap ikan dan yang berhubungan dengan mata pencaharian.
Pembagian seperti tersebut di atas, ditemukan pula pada bangunan-bangunan purbakala lain di Indonesia, seperti candi dan makam.

No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post