Anoman dalam bentuk Wayang Kulit Purwa buatan Kaligesing Purworejo,koleksi Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)
Di sebuah telaga Nirmala ada seorang Dewi muda namanya Dewi Anjani. Ia sedang melakukan tapa Ngodok, yaitu laku tapa dengan merendamkan badannya ke dalam air dan tidak memakai busana. Laku tapa tersebut dilakukan oleh Anjani untuk sebuah permohonan, yaitu agar dirinya dibebaskan dari kutukan. Dewi Anjani yang berparas cantik dikutuk sehingga berubah menjadi berparas kera ketika ia dan dua saudaranya saling berebut pusaka Cupumanik Astagina. Walaupun Anjani berparas kera, kemolekan dan kemulusan tubuh seorang Dewi muda masih nampak kentara di balik jernihnya air telaga.
Pada saat itu Batara Guru dewa tertinggi penguasa kahyangan sedang melanglang buwana dan melintas di atas tempat Dewi Anjani yang sedang merendamkan diri tanpa busana di tengah telaga. Melihat tubuh molek tersebut Batara Guru tak kuasa membendung gelora birahinya, maka keluarlah kama Batara Guru dan jatuh menimpa daun talas. Daunt alas tersebut hanyut terbawa arus air telaga, dan menuju ke mulut Dewi Anjani untuk kemudian dimakan. Akibatnya Dewi Anjani hamil. Batara Guru menyadari bahwa kehamilan Dewi Anjani akibat dari perilakunya maka diperintahkannya para Bidadari kahyangan untuk membantu persalinan Dewi Anjani. Namun jika dirunut dengan seksama kehamilan Dewi Anjani tersebut tidak semata-mata karena kama Batara Guru, namun juga karena daun talas. Karena sesungguhnya daun talas yang dimakan Dewi Anjani tersebut mempunyai kisahnya tersendiri.
Kisah daun talas bermula ketika Rama dan Sinta diikuti oleh Laksmana adik Rama, meninggalkan Negara Ayodya memasuki hutan Dandaka. Pada waktu itu Dewi Sinta dalam keadaan hamil muda. Dikarenakan hidup susah di hutan maka kandungan Sinta mengalami keguguran. Janin muda yang gugur dari rahim Sinta dibungkus dengan daun talas dan dibuang jauh oleh Laksmana dan jatuh di telaga Nirmala. Daun talas pembungkus janin anak Sinta itulah yang bersama kama Batara Guru kemudian masuk kerahim Dewi Anjani dan membuahkan janin baru yang hidup.
Maka setelah tiba waktunya Dewi Anjani melahirkan seorang bayi laki-laki berupa kera berbulu putih kemilau dan diberi nama Anoman. Dewi Anjani dan Anoman kemudian dibawa ke Kahyangan. Sesampainya di Kahyangan Dewi Anjani dibebaskan dari kutuknya. Wajahnya dipulihkan seperti sedia kala berparas seorang Dewi yang molek. Sedangkan Anoman oleh Batara Guru diserahkan kepada Batara Bayu, Dewa penguasaa angin, untuk diasuh dan dididik agar menjadi seorang ksatria sakti dan perkasa yang berwatak luhur dan rendah hati.
Oleh Batara Bayu Anoman diajari berbagai ilmu yang mengandalkan kekuatan angin. Oleh karena itu Anoman juga bernama Maruti yang artinya angin, karena diasuh oleh dewa angin. Anoman diberi busana yang serupa dengan busana Dewa Bayu yaitu Kampuh Poleng Bang Bintuluaji, dan Kuku Pancanaka
Dari kisah tersebut tidak salah jika Anoman disebut Guru Putra karena anak Batara Guru, juga tidak salah jika disebut Ramandayapati karena anak Rama dan Bayu Suta karena anak Batara Bayu.
Dibawah asuhan Batara Bayu yang berkuasa atas angin, Anoman yang berujud kera berbulu putih tumbuh menjadi remaja yang perkasa. Atas perintah Batara Guru Anoman ditugaskan turun ke dunia untuk membantu Rama memerangi kejahatan. Kedatangan Anoman ke dunia menuju ke kerajaan kera yang berpusat di Goa Kiskenda, yang dirajai oleh Sugriwa uwak Anoman. Pada waktu itu Sugriwa sedang bermusuhan dengan Subali, saudara kembarnya.
Oleh karena Sugriwa tidak dapat mengalahkan Subali, Anoman diutus mencari bantuan untuk mengalahkan Subali. Maka kemudian bertemulah Anoman dengan Rama yang sanggup membantu Sugriwa dalam mengalahkan Subali. Setelah Rama berhasil membunuh Subali, Sugriwa dengan seluruh balatentara kera berjanji akan membantu Rama dalam mencari serta merebut Sinta dari tangan Dasamuka
Untuk menjajagi kekuatan Dasamuka di Negara Alengka, Anomanlah yang dipercaya Rama untuk menyusup ke Negara Alengka. Perjalanan Anoman sebagai duta Rama dihadang oleh Dewi Sayempraba putri begawan Wiswakrama. Dengan daya pikatnya, Dewi Sayempraba berhasil membujuk Anoman untuk singgah di kediamannya. Anoman, sebagai remaja belia yang belum berpengalaman terlena oleh rayuan Dewi Sayempraba. Dibalik pelayanan yang lembut dan romantis ada niat jahat yang sengaja disembunyikan. Dewi Sayempraba yang adalah isteri Dasamuka bermaksud membunuh Anoman dengan taburan racun pada buah-buahan yang disajikan, agar supaya Anoman gagal menjadi duta Rama dalam memerangi Dasamuka.
Dengan tidak menaruh kecurigaan terhadap Dewi Sayempraba, Anoman memakan buah yang disajikan dengan lahapnya. Racun yang ada dalam buah tersebut bereaksi amat cepat. Anoman tiba-tiba menjadi buta dan kehilangan seluruh kekuatannya. Bagai seonggok kain basah Anoman dicampakkan dan sengaja dibiarkan oleh Dewi Sayempraba sampai maut menjemput.
Dalam kegelapan dan ketidak berdayaan Anoman dihampiri sosok burung Garuda yang terluka namanya Sempati. Racun yang menjalar disekujur tubuh Anoman dihisap dengan paruh dan bulunya, hingga benar-benar bersih. Tidak beberapa lama kemudian Anoman dapat melihat kembali dan pulih kekuatannya.
Selanjutnya Garuda Sempati memberitahukan secara rinci mengenai Negara Alengka termasuk keberadaan taman Argosoka, tempat Dewi Sinta disekap. Setelah semuanya menjadi jelas, Anoman terbang secepat kilat menuju taman Argosoka, meninggalkan Dewi Sayempraba yang telah menyekapnya dengan nikmat dan racun yang mematikan.
Dewi Sayempraba kecewa karena telah gagal menjalankan tugasnya untuk menghalangi Anoman menjadi duta ke Negara Alengka. Namun dibalik kegagalannya Dewi Sayempraba mendapatkan apa yang selama ini didambakan yaitu seorang anak, yang sekarang telah tumbuh dalam rahimnya. Benih itu telah disemaikan oleh Anoman (Herjaka HS)