Latest News

Wednesday, 24 July 2013

Dursasana



Tokoh Dursasana dalam bentuk wayang kulit purwa, buatan Kaligesing Purworejo,koleksi Tembi rumah budaya. (Foto: Sartono)

Dursasana adalah anak nomor dua dari pasangan Destarastra dengan Dewi Gendari. Ia mempunyai 99 saudara kandung yang disebut Kurawa. Adik Prabu Duryudana raja Hastina ini bertempat tinggal di kadipaten Banjarjungut. Ia beristrikan salah satu putri dari Negeri Kasipura atau Swantipura yang bernama Dewi Saltani. Dari perkawinannya Dursasana mempunyai anak tunggal bernama Raden Dursala.

Sepanjang hidupnya Dursasana selalu mendukung semua rencana Duryudana untuk membunuh para Pandawa, yang adalah adik sepupunya. Dursasana berbadan tingi besar. Tangannya tidak mau diam, selalu bergerak-gerak pada setiap aktivitasnya. Pada waktu duduk, pada waktu bicara, bahkan pada saat tidur pun tangan Dursasana selalu bergerak-gerak.
Ia dikenal sebagai seseorang yang sangat kurangajar, tidak tahu sopan santun. Catatan dalam sejarah hidupnya yang dinilai sangat keterlaluan dalam ukuran kekurangajaran adalah ketika, para Kurawa yang dibotohi oleh Sengkuni memenangkan permaian dadu. Pada waktu itu Dursasana menjambak rambut Durpadi dan menyeretnya dari keputren ke hadapan orang banyak.
Atas hasutan Sengkuni dan Karna, pakaian Durpadi berusaha dilepas oleh Dursasana dihadapan kalayak. Namun keajaiban terjadi, setiap kali Dursasana berhasil menanggalkan pakaian Durpadi, secepat kilat, dengan tidak dapat diikuti oleh pandangan mata, pakaian Durpadi kembali utuh seperti semula.

Demikian hingga berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus pakaian Durpadi yang dilepas Dursasana, tidak membuat Durpadi telanjang. Pakaian yang dikenakan masih utuh menempel di badannya. Dursasana kehabisan tenaga, ia terbaring lemas tertimbun pakaian Durpadi yang menggunung. 

Atas kekurangajaran Dursasana yang kelewat batas, Dursasana menerima hukum karma. Walaupun ia mempunyai pusaka sakti yaitu panah Kyai Barla, ia tak kuasa menandingi kesaktian Wrekudara. Dursasana mati secara mengenaskan di tengah sungai Kelawing atau Cing-Cing Goling. Darahnya dipakai keramas Durpadi yang telah dikurangajari habis-habisan. (Herjaka HS)


No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post