Kamajaya dalam bentuk wayang kulit purwa buatan Kaligesing Purworejo, koleksi Tembi Rumah Budaya. Selain bentuk seperti Lesmana Widagda, Kamajaya digambarkan memakai jubah bermotif dan bersepatu, atau memakai mahkota uncit dengan motif bludiran (foto: Sartono)
Batara atau Dewa Kamajaya adalah anak Sang Hyang Ismaya, saudara kandung Yamadipati. Kamajaya adalah salah satu dari Dewa yang berjumlah tigapuluh. Kamajaya merupakan dewa yang paling tampan.
Tempat tinggalnya di Kahyangan Cakrakembang. Isterinya bernama Dewi Kamaratih. Sepasang dewa-dewi ini dikenal sebagai dewa asmara atau dewa cintakasih. Sikap saling setia dan saling mencintai diantara mereka patut dijadikan tauladan bagi pasangan suami isteri. Karena sikap keteladanan itulah maka tokoh wayang Kamajaya dan Kamaratih digunakan sebagai symbol dalam upacara perkawinan. Dengan tujuan agar sepasang suami istri itu nantinya selalu rukun sepanjang hidupnya, seperti Kamajaya dan Dewi Kamaratih.
Kamajaya memiliki senjata yang sakti yaitu panah Pancawiyasa. Dalam cerita pewayangan Kamajaya pernah dibunuh oleh Batara Guru, pada saat Kahyangan diserang oleh Prabu Nilarudraka. Ketika itu Batara Guru sedang tidur, dan tidak ada Dewa yang berani membangunkannya. Akhirnya Kamajaya melepaskan panah Pancawiyasa untuk membangunkan Batara Guru. Maka bangunlah Batara Guru, tetapi ia langsung murka. Akhirnya Kamajaya dibunuhnya dengan Trinetra.
Berdasarkan kitab Smaradahana dikisahkan bahwa Kamajaya yang telah mai dihidupkan kembali oleh Guru atas permohonan para dewa. Kamajaya sangat menyayangi para Pandawa. Beberapa kali ia menyelamatkan Pandawa pada saat genting. Salah satunya adalah ketika negara Amarta ditinggal para Pandawa yang sedang menjalankan tugas dan darmanya sebagai satria, Kamajaya datang menyamar sebagai pandita untuk melindungi para putra Pandawa dan para isteri Arjuna, dari serangan Kurawa. (Herjaka HS)