Latest News

Friday 7 September 2018

Subhanallah!! Ternyata Nabi Adam AS Penah Bertani di Bumi

Nabi Adam sebagai manusia pertama yang dimuliakan oleh Allah SWT. Begitu diciptakan, beliau diberi ilmu pengetahuan yang karenanya malaikat disuruh bersujud kepadanya. Para malaikat pun  bersujud kecuali Iblis. Iblis kemudian dikutuk selamanya dan Nabi Adam AS pun dimasukkan ke dalam surga. Iblis yang mendendam kemudian menghasut Nabi Adam AS, sehingga Adam dan istrinya Hawa melanggar larangan-larangan-Nya. Keduanya kemudian mendapat murka Allah. Namun, Adam bertaubat dan minta ampun atas kesalahannya.
Gambar Ilustrasi
Sumber : viva.co.id
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan yang mereka lakukan. Hal ini demikian telah lakukan. Hal ini demikian telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian mereka terhadap peringatan Tuhan mengenai Iblis, sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayunya yang manis namun beracun itu.

Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah SWT dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh iblis dan akan berusaha agar tidak mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan serta menimbulkan murka. Teguran Tuhan ini menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang dilaknat itu. Harapan untuk tetap tinggal terus di surga yang telah pudar karena perbuatan mereka melanggar perintah Allah SWT, hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di surga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa ridho Allah serta rahmat-Nya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.

Ketika Nabi Adam AS turun ke bumi, bumi ini masih dalam keadaan perawan. Masih banyak tanaman, buah-buahan yang dapat dicari di bumi. Kemudian beliau bermukim di sekitar kota Mekah bersama istrinya, Hawa. Di situlah, beliau mulai hidup sebagai petani dan juga sebagai peternak. Anak beliau yang bernama Qabil adalah petani tanaman buah, dan Habil adalah seorang peternak.

Hal itu dapat dilihat dari riwayat, ketika kedua anak itu berqurban untuk menentukan siapa yang berhak menikah dengan Iqlima yang cantik. Sebagai petani, Qabil berqurban buah-buahan dan Habil berqurban binatang.

Sayang ketika itu, Qabil justru memilih buah-buahan yang busuk untuk berqurban dan Habil memilih hewan yang paling bagus, sehingga Habil lah yang berhak mendapatkan Iqlima yang cantik, meski hal itu harus ditebus dengan nyawanya, karena kakaknya, Qabil, kemudian membunuhnya.


No comments:

Post a Comment

Tags

Recent Post