Latest News

Tuesday, 23 October 2018

Kadis Pertanian padang pariaman YURISMAN, SP, MM Bahas akan di kebangkan jagung Lokal di padang Pariaman


Dalam Acara mensukseskan kegiatan pengembangan Jagung Hibrida pada acara FIELD DAY Panen Jagung Hibrida Rabu 24 Oktober 2018 Kadis Pertanian Kabupaten Padang Pariaman bahas sedikit tentang Pengembangan Jagung Lokal

ACARA FIELD DAY PANEN JAGUNG HIBRIDA DAN MENSUKSEKAN PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA


Program Dana Desa Sudah Habiskan Rp 187 Triliun, Dipakai Apa Saja?

Selama masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK), pemerintah tercatat telah mengucurkan anggaran untuk program Dana Desa sebesar Rp 187 triliun. Program Dana Desa bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan.
Adapun rinciannya adalah di tahun 2015, anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp 20,76 triliun. Sedangkan pada tahun 2016 alokasinya naik menjadi Rp 46,98 triliun dan di tahun 2017 serta 2018 menjadi Rp 60 triliun.

"Selama empat tahun berjalan pemerintahan di bawah Presiden Jokowi sudah mengucurkan Dana Desa sebesar lebih dari Rp 187 triliun," ungkap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (23/10).
Eko mengklaim, alokasi Dana Desa terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2015, serapan Dana Desa tercatat sebesar 82 persen. Lalu di 2016 menjadi sebesar 97 persen. Dan tahun lalu kembali naik di level 98 persen.

Eko Putro Sandjojo, dalam acara 'Generasi Milenial Bicara Desa' (Foto: Istimewa)

Menurut Eko, kenaikan serapan Dana Desa tersebut menunjukkan tata kelola desa lebih baik. Adapun alokasi Dana Desa sebesar Rp 187 triliun tersebut banyak digunakan untuk membangun infrastruktur di perdesaan. Seperti jalan perdesaan sepanjang 158 ribu kilometer (km), PAUD, hingga Polindes.
"Dana Rp 180 triliun jadi apa? Selama empat tahun desa bangun infrastruktur baik infrastruktur pemberdayaan masyarakat desa dan pemberdayaan ekonomi dengan skala sangat masif bahkan untuk ukuran dunia dihargai," ujar Eko.
Tak hanya pembangunan fisik, Eko mengklaim bahwa tingkat kemiskinan di desa juga berkurang karena adanya dana desa tersebut. Bahkan, penurunan jumlah orang miskin di desa lebih banyak dibandingkan di kota.
"Tahun lalu penurunan kemiskinan di desa dua kali lipat dibandingkan di kota," tandasnya.



https://kumparan.com/@kumparanbisnis/program-dana-desa-sudah-habiskan-rp-187-triliun-dipakai-apa-saja-1540303492530248713

Meningkatkan Perekonomian Desa Dengan Membangun SDM Dan Desa Go Online

Pembangunan fisik yang selama ini masih menjadi prioritas utama pemerintahan desaharus segera diubah. Kucuran dana desa yang setiap tahunnya semakin bertambah banyak harus juga dimanfaatkan untuk sektor pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) juga.
Kenapa demikian, seringkali pembangunan fisik seperti ini kurang bisa menjawab kebutuhan peningkatan kesejahtraan ekonomi. Bahkan parahnya lagi seringkali justru salah sasaran.

Pentingnya Pemberdayaan SDM
Visi pemberdayaan SDM bisa dikatakan sebagai salah satu prioritas utama yang kini memang sedang digenjot oleh pemerintah pusat. Terlebih lagi dalam upaya untuk mewujudkan penguatan ekonomi pedesaan.
Salah satu contohnya adalah dengan hadirnya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes ini digadang-gadang bisa menjadi penggerak utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.
Namun selama ini yang terlihat justru pemerintah desa lebih fokus dengan pembangunan fisik, mulai dari jalan desa, talud, dan lain sebagainya. Memang tidak ada salahnya melakukan program seperti ini, tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah sudah tepat sasaran?
Salah satu keunggulan dari program fisik seperti ini adalah mudah diukur sebagai hasil dari proses pembangunan. Hal ini disebabkan bentuknya yang memang mudah dilihat secara fisik.
Yang sangat disayangkan justru cara seperti ini yang seringkali dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah kepemimpinan dari kepala desa. Padahal ada hal lain yang justru perlu sekali untuk lebih diperhatikan.
Harus Bisa Menjawab Perubahan Zaman
Penilaian yang semacam itu sebaiknya harus segara dirubah. Terlebih lagi saat ini dunia sedang dilanda perubahan besar-besaran. Salah satu diantaranya lantaran semakin masifnya penggunaan internet.
Internet ini bisa menawarkan begitu banyak hal baru yang dampaknya bisa sangat cepat terhadap perubahan. Salah satu diantaranya adalah internet sebagai instrumen utama dalam melakukan pengembangan usaha.
Internet ini selain bisa menawarkan media sosial yang saat ini sudah dimiliki semua pengguna internet, juga bisa memberikan ruang yang tak terbatas untuk siapapun dalam menyerap berjuta-juta informasi baru tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
Serapan informasi inilah yang kemudian menciptakan sebuah perubahan persepsi bagi para penggunanya. Hal inilah yang kemudian membuat desa saat ini tidak lagi tertinggal jauh dari segi perkembangan jika dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Desa manapun sepanjang masih bisa mengakses internet bisa melakukan hal yang sama dengan masyarakat perkotaan dalam hal menyerap informasi. Oleh sebab itu, desa pun sebaiknya bisa merespon fenomena seperti ini.
Foto : Keuangan Desa

Memanfaatkan Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin masif ini sebisa mungkin harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di pedesaan. Contoh program yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah desa adalah dengan membuat pelatihan pemasaran dan penjualan produk berbasis online.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa misalnya saja dengan mendatangkan para ahli di bidang pemasaran dan penjualan secara online. Pemberdayaan seperti ini justru lebih bisa mengena di era modern seperti sekarang ini.
Masyarakat pedesaan bisa dengan cepat melahirkan beragam keuntungan yang bisa didapatkannya lewat internet ini. Misalnya saja seperti membuka toko online antar desa, menjual produk desa, memasarkan sektor pariwisata, dan lain sebagainya.
Peran pemerintah desa dengan menggelar pelatihan internet seperti ini bisa menunjukkan jika pemerintah desa mampu menyelaraskan diri dengan perkembangan saat ini. Selain itu, memberikan ruang bagi masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam upaya menguatkan perekonomian desa.

Buku Saku Dana Desa : Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Sudah tidak diragukan lagi, Pemerintah kini sedang menggenjot pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan meluncurkan program dana desa pada tahun 2015. Dengan program ini Desa memiliki kewenangan dan sumber dana untuk mengelola potensi, meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Desa.

Hasil dari program dana desa berbagai program Desa dapat terlaksana dengan hasil yang cukup memuaskan walaupun masih banyak hal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan. Berbagai keberhasilan program dana desa tahap pertama antara lain, pembuatan jalan 121.709km, jembatab 1960km, pasar desa 5.220 unit, BUMDes 21.811 unit dan masih banyak lagi. Detail keberhasilan program dana desa tahap 1 bisa disimak di artikel “Daftar Keberhasilan Program Dana Desa di Seluruh Indonesia
Di tahun 2018 program Dana Desa akan lebih menyasar dan berpihak pada masyarakat miskin. Disisi lain dalam regulasi yang disusun pun menghasilkan sistem pengelolaan Dana Desa yang efektif, efisien, dan akuntabel, sehingga tujuan Pemerintah melalui pengalokasian Dana Desa dapat terwujud. Untuk itu, diperlukan penguatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia, baik aparatur pemerintah desa, masyarakat, maupun tenaga pendampingan desa serta perbaikan transparansi, akuntabilitas, dan pengawasan dalam pengelolaan Dana Desa dan keuangan desa.
Untuk itu pemerintah melalui Kementerian Keuangan meluncurkan Buku Saku Dana Desa dengan tema “Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat: Menciptakan Lapangan Kerja, Mengatasi Kesenjangan, dan Mengentaskan Kemiskinan“. Dengan dilucurkan buku saku ini diharap bisa menjadi pegangan dan pedoman bagi stakeholder, baik bagi kepala desa dan aparaturnya, eksekutif di Daerah dan Pusat, anggota Legislatif maupun masyarakat. (Susanto/berdesa)

Download Buku Saku Dana Desa


http://www.berdesa.com/buku-saku-dana-desa-dana-desa-untuk-kesejahteraan-masyarakat/

Pedoman Teknis BUMDESA Bersama Oleh Kemendesa

Pedoman Teknis BUMDESA Bersama Oleh Kemendesa. Wacana BUMDesa yang masih terbilang baru membuat banyak desa kelimpungan. Umumnya desa-desa itu masih bingung merumuskan aset dan potensi yang mereka miliki dan bisa menjadi modal bagi BUMDesa-nya.  Salahsatu musababnya, banyak desa dalam wilayah yang berdekatan memiliki potensi yang hampir sama bahkan benar-benar sama. Kedua, keterbatasan sumber daya manusia yang terjadi pada wilayah-wilayah desa di luar pulau Jawa.

Tetapi sesungguhnya masalah ini tak perlu menjadi perkara sekarang. Soalnya, desa-desa itu bisa membangun satu kesatuan BUMDesa dengan bekerjasama satu sama lain membangun satu lembaga BUMDesa bersama. Beragam keuntungan dan kemudahan bakal didapatkan desa-desa itu dengan bergabung dalam BUMDesa  Bersama. Salahsatunya mengembangkan konsep Swadesa yang dikembangkan oleh Usahadesa.com. Bahkan desa-desa itu tidak perlu memiliki BUMDesa di tingkat desa melainkan langsung bergabung dengan BUMDesa Bersama.
Sebagai sebuah unit usaha, Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) harus mampu membangun jaringan pasar untuk memastikan produknya terserap. Kekuatan market linkage adalah salahsatu kunci menuju BUMDesa yang berhasil. Tetapi mampukah setiap desa membangun jaringan pasarnya sendiri?
Tetapi situasi desa satu dan lainnya berbeda. Beberapa desa, karena berbagai keterbatasan, utamanya masalah SDM, merasa kesulitan melahirkan BUMDesa sendiri. Belajar ke desa lain atau bekerjasama dengan BUMDesa lain adalah strategi yang paling jitu. BUMDesa Bersama memungkinkan terbangunnya tim manajemen yang lebih baik dan efisien dan leluasa membangun jaringan usaha (business linkage), termasuk perluasan pasar. Karena tanpa linkage yang kuat, unit usaha hanyaakan berputar pada pasar lokal saja. Mau tahu lebih banyak soal BUMDesa bersama? Download Pedoman Teknis dibawah ini:

http://www.berdesa.com/pedoman-teknis-bumdesa-bersama/

Tags

Recent Post